Putaran Ke-2 Anies-Sandi Menang 59%, Ahok-Djarot 41%

13.33 Unknown 0 Comments

Jakarta, Ditemui di rumahnya yang asri dengan aneka tanaman R.U Wicaksono pensiunan pegawai  Kementerian yang juga seorang Akuntan sebuah perusahaan swasta ini menerima penulis dengan tersenyum.

“Mau minum apa dek,” ujarnya langsung menawari serta mempersilahkan duduk, Senin (20/2/2017).
R.U Wicaksono yang usianya sudah lebih dari setengah abad ini pernah menceritakan masa jayanya sebagai seorang pejabat. Namun tiga tahun pasca reformasi, bapak dari tiga orang anak ini meminta pensiun dini dan kemudian menerima tawaran sebuah perusahaan swasta yang cukup besar.

Ketika menjadi seorang Akuntan di perusahaan tersebut, barulah ia benar-benar menyadari betapa berharganya waktu.  Hal tersebut lantaran penggemar berbagai jenis krupuk ini mengungkapkan bahwa menjadi seorang pejabat negara yang digaji dengan uang rakyat, sangat menyita waktu.
“Saya akan merasa berdosa jika pada jam kerja, saya malah diajak jalan-jalan atau menghabiskan waktu di cafe dan restoran. Adalakanya keluar kota pada hari kerja, namun sebenarnya bukanlah urusan pekerjaan,” ucapnya beberapa tahun silam.

Hingga akhirnya Wicaksono memutuskan untuk pensiun dini, setelah sebelumnya melayangkan CV ke berbagai perusahaan swasta yang ada di Jakarta.

“Bekerja di perusahaan swasta saat itu sangat melegakan, apalagi saya adalah seorang Akuntan senior yang tidak setiap hari harus ke kantor. Bahagia bisa lebih banyak waktu untuk beribadah, bersama keluarga, berkebun dan jalan-jalan keluar kota,” ujarnya.

Kelebihan Wicaksono yang lain adalah menebak, tapi tidak sembarang menebak. Pria yang rambutnya sudah banyak yang memutih ini adalah seorang kutu buku dan mengikuti perkembangan berbagai informasi.

Akan tetapi ia sangat tidak ingin dipublikasi, dan memang tidak ingin terkenal. Penulis pun ragu apakah R.U Wicaksono adalah nama aslinya yang diperkenalkan beberapa tahun lalu dalam sebuah acara atau agenda penting yang menyangkut persoalan ekonomi.

Wicaksono mengungkapkan dalam hitung-hitungannya suara calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat atau pasangan calon (Paslon) Ahok – Djarot pada putaran kedua justru akan berkurang. “Paling jelek hanya naik sedikit,” ujarnya.

Ketika ditanyakan mengapa demikian? Menurutnya warga Jakarta sudah banyak yang muak dengan kebohongan pemerintah, ditambah lagi status hukum Ahok terdakwa penista agama yang tak kunjung ditahan membuat lembaga-lembaga hukum di Indonesia ikut terkena getahnya. Padahal negara ini berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, ruh agama. “Begitu juga dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak berdaya dalam mengusut berbagai kasus korupsi yang melibatkan Ahok,” tegasnya.

Sebelumnya, yakni sekira awal bulan Januari 2017 Wicaksono sudah pernah membeberkan bahwa suara partai penguasa saat ini juga akan tergerus dalam Pilkada serentak di Indonesia. Ternyata terbukti para jagoan PDIP rontok dalam berbagai Pilkada di Indonesia.

Secara panjang lebar bercerita tentang ekonomi, politik dan hukum, penulis hampir melupakan pertanyaan mengenai putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Jawaban R.U Wicaksono sangat mencengangkan! “Ahok – Djarot bersama pendukungnya pernah sesumbar Pilkada satu putaran saja, tapi toh tidak terbukti. Ahok-Djarot akan kalah, suara mereka hanya  41 persen dan Anies-Sandi akan menang dengan 59 persen suara,” ungkapnya.

Mengapa demikian? Mengapa Anies-Sandi menang 59% dan Ahok-Djarot 41% kalah. Wicaksono menjelaskan tebang pilih dalam soal hukum berimbas juga pada persoalan ekonomi, politik pun yang paling rentan dan akan ditinggalkan rakyat. Golkar, Nasdem, PDIP serta partai pendukung Ahok –Djarot termasuk LSM mereka akan dimusuhi rakyat. Suara partai-partai itu juga nantinya akan rontok, paling jelek bakal berkurang banyak.

Selain itu Wicaksono mengingatkan bahwa orang-orang yang bekerja di KPU haruslah mereka yang jujur, termasuk dari segi keahlian IT (Informasi Teknologi) haruslah terpenuhi dan memadai.
“Kegaduhan demi kegaduhan yang dianggap biasa, lama kelamaan semakin membahayakan kondisi keamanan negara. Energi terkuras serta kelesuan ekonomi yang akan semakin terpuruk,” ujarnya. (tim)



0 komentar: