Putaran Ke-2 Anies-Sandi Menang 59%, Ahok-Djarot 41%
Jakarta, Ditemui di rumahnya yang asri dengan aneka tanaman
R.U Wicaksono pensiunan pegawai Kementerian yang juga seorang Akuntan sebuah
perusahaan swasta ini menerima penulis dengan tersenyum.
“Mau minum apa dek,” ujarnya langsung menawari serta
mempersilahkan duduk, Senin (20/2/2017).
R.U Wicaksono yang usianya sudah lebih dari setengah abad
ini pernah menceritakan masa jayanya sebagai seorang pejabat. Namun tiga tahun
pasca reformasi, bapak dari tiga orang anak ini meminta pensiun dini dan
kemudian menerima tawaran sebuah perusahaan swasta yang cukup besar.
Ketika menjadi seorang Akuntan di perusahaan tersebut,
barulah ia benar-benar menyadari betapa berharganya waktu. Hal tersebut lantaran penggemar berbagai jenis
krupuk ini mengungkapkan bahwa menjadi seorang pejabat negara yang digaji
dengan uang rakyat, sangat menyita waktu.
“Saya akan merasa berdosa jika pada jam kerja, saya malah
diajak jalan-jalan atau menghabiskan waktu di cafe dan restoran. Adalakanya keluar
kota pada hari kerja, namun sebenarnya bukanlah urusan pekerjaan,” ucapnya
beberapa tahun silam.
Hingga akhirnya Wicaksono memutuskan untuk pensiun dini,
setelah sebelumnya melayangkan CV ke berbagai perusahaan swasta yang ada di
Jakarta.
“Bekerja di perusahaan swasta saat itu sangat melegakan,
apalagi saya adalah seorang Akuntan senior yang tidak setiap hari harus ke
kantor. Bahagia bisa lebih banyak waktu untuk beribadah, bersama keluarga,
berkebun dan jalan-jalan keluar kota,” ujarnya.
Kelebihan Wicaksono yang lain adalah menebak, tapi tidak sembarang
menebak. Pria yang rambutnya sudah banyak yang memutih ini adalah seorang kutu
buku dan mengikuti perkembangan berbagai informasi.
Akan tetapi ia sangat tidak ingin dipublikasi, dan memang
tidak ingin terkenal. Penulis pun ragu apakah R.U Wicaksono adalah nama aslinya
yang diperkenalkan beberapa tahun lalu dalam sebuah acara atau agenda penting
yang menyangkut persoalan ekonomi.
Wicaksono mengungkapkan dalam hitung-hitungannya suara calon
gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat atau pasangan calon
(Paslon) Ahok – Djarot pada putaran kedua justru akan berkurang. “Paling jelek
hanya naik sedikit,” ujarnya.
Ketika ditanyakan mengapa demikian? Menurutnya warga Jakarta
sudah banyak yang muak dengan kebohongan pemerintah, ditambah lagi status hukum
Ahok terdakwa penista agama yang tak kunjung ditahan membuat lembaga-lembaga
hukum di Indonesia ikut terkena getahnya. Padahal negara ini berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa, ruh agama. “Begitu juga dengan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) tidak berdaya dalam mengusut berbagai kasus korupsi yang
melibatkan Ahok,” tegasnya.
Sebelumnya, yakni sekira awal bulan Januari 2017 Wicaksono sudah
pernah membeberkan bahwa suara partai penguasa saat ini juga akan tergerus
dalam Pilkada serentak di Indonesia. Ternyata terbukti para jagoan PDIP rontok
dalam berbagai Pilkada di Indonesia.
Secara panjang lebar bercerita tentang ekonomi, politik dan
hukum, penulis hampir melupakan pertanyaan mengenai putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
Jawaban R.U Wicaksono sangat mencengangkan! “Ahok – Djarot bersama pendukungnya
pernah sesumbar Pilkada satu putaran saja, tapi toh tidak terbukti. Ahok-Djarot akan kalah, suara mereka hanya 41
persen dan Anies-Sandi akan menang dengan 59 persen suara,” ungkapnya.
Mengapa demikian? Mengapa Anies-Sandi menang 59% dan Ahok-Djarot
41% kalah. Wicaksono menjelaskan tebang pilih dalam soal hukum berimbas juga
pada persoalan ekonomi, politik pun yang paling rentan dan akan ditinggalkan
rakyat. Golkar, Nasdem, PDIP serta partai pendukung Ahok –Djarot termasuk LSM
mereka akan dimusuhi rakyat. Suara partai-partai itu juga nantinya akan rontok,
paling jelek bakal berkurang banyak.
Selain itu Wicaksono mengingatkan bahwa orang-orang yang
bekerja di KPU haruslah mereka yang jujur, termasuk dari segi keahlian IT
(Informasi Teknologi) haruslah terpenuhi dan memadai.
“Kegaduhan demi kegaduhan yang dianggap biasa, lama kelamaan
semakin membahayakan kondisi keamanan negara. Energi terkuras serta kelesuan ekonomi
yang akan semakin terpuruk,” ujarnya. (tim)
0 komentar: